Daftar Blog Saya

Rabu, 09 Mei 2012

Landasan Sosiologis Pendidikan



a.      
Konsep Dasar
Yang menjadi dasar dari ilmu sosiologis adalah bahwa manusia selalu hidup dalam kelompok. sosiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimna susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain (Made Pidarta, 2009).
      Demikian juga dalam pendidikan, selalu melibatkan manusia dalam hubungan kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Umar Tirtarahardja dan La Sulo (2005;95) bahwa kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi yang memungkinkan generasi muda dapat mengembangkan diri. Adapun bentuk-bentuk hubungan sosial dalam pendidikan meliputi : (1). interaksi guru-siswa; (2). dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah; (3). struktur dan fungsi sistem pendidikan dan (4). sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan. (Wuradji dalam Made Pidarta, 2009)
      Olehnya itu penyelenggaraan pendidikan haruslah memasukkan unsur-unsur hubungan sosial manusia sehingga baik dalam proses maupun hasilnya, pendidikan dapat mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dan pergaulan peserta didik sebagai objek dari pendidikan.
b.      Isu Implementasi
Seperti yang telah disinggung didalam konsep dasarnya, bahwa penggunaan sosiologis sebagai landasan pendidikan adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip hubungan sosial didalam penyelanggaraan pendidikan. Hal ini sangatlah penting karena kesosialan merupakan salah satu dimensi kemanusiaan yang dimiliki semua orang.
      Kata kunci dalam dimensi kesosialan manusia adalah komunikasi dan kebersamaan (Prayitno;2009), namun dalam kenyataannya, model pembelajaran yang diterapkan belumlah mengakomodir komunikasi dan kebersamaan secara optimal. model-model pembelajaran yang banyak digunakan dalam pendidikan saat ini hanyalah model pembelajaran didalam ruangan saja (kelas, laboratorium IPA laboratorium komputer, perpustakaan dan sebagainya) tidak lebih dari itu. Sehingga kemudian komunikasi dan kebersamaan yang terjadi hanyalah antara guru dengan murid dan dengan sesama murid. Sedangkan masyarakat sebagai bagian inti dari dimensi kesosialan seseorang belum mendapat porsi yang lebih untuk dajadikan objek dan partner dalam pendidikan.
c.       Analisis Solusi
Memasukkan nilai-nilai sosial dalam penyelenggaraan pendidikan adalah suatu keharusan, karena dimensi kesosialan adalah salah satu dimensi yang dimiliki manusia. Dalam pembelajaran dengan model konvensional selama ini memang sudah terdapat nilai-nilai sosial, hanya belumlah optimal karena masyarakat belumlah atau masih sangat jarang dilibatkan dalam model pembelajaran.
      Untuk mentaktisi hal tersebut, pembelajaran dapat menggunakan model experience learning yakni model pembelajaran yang menekankan prinsip pengalaman  dalam proses belajar. Metode seperti ini dapat dilaksanakan dengan cara melibatkan peserta didik perlu dalam kegiataan-kegiatan kemasyarakatan yang terkait dengan materi yang mereka telah dipelajari disekolah, misalnya untuk materi Musyawarah untuk Mufakat dan Gotong Royong dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, peserta didik perlu dilibatkan dalam kegiatan musyawarah dan kegiatan kerja bakti yang dilaksanakan oleh masyarakat disekitar sekolah tersebut.
      Dengan cara yang demikian peserta didik dapat merasakan makna dari sebuah hubungan sosial secara lebih riil karena selain memperoleh pemahaman secara konseptual disekolah, juga telah melaksanakannya dalam bentuk praktek. Dan untuk melaksanakan model pembelajaran seperti ini terlebih dahulu harus terjalin hubungan yang baik antara pihak sekolah dan masyarakat di sekitar sekolah.

1 komentar: