a. Konsep Dasar
Sejarah
adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang
dapat didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah mencakup segala kejadian
dalam alam ini, temasuk hal-hal yang dikembangkan oleh budi daya manusia (Made
Pidarta, 2009;109)
Informasi-informasi yag diperoleh
dari kejadian masa lampau dapat dijadikan bahan belajar oleh generasi muda saat
ini, sehingga hasil belajar dari sejarah tersebut dapat dimemanfaatkan untuk
mengembangkan kemampuan diri mereka karena sejarah telah memberi penerangan,
contoh, dan teladan bagi mereka dan semuanya ini diharapkan akan dapat
meningkatkan peradaban manusia itu sendiri di masa kini dan masa yang akan
datang. Jadi, landasan historis dalam pendidikan adalah asumsi-asumsi
pendidikan yang bersumber dari konsep dan praktek pendidikan masa lampau
(sejarah) yang dijadikan titik tolak perkembangan pendidikan masa kini dan masa
yang akan datang (Saripuddin, 2007;4).
b. Isu
Implementasi
Permasalahan
yang dialami oleh bangsa ini sekarang adalah bahwa nilai-nilai dari
peristiwa-peristiwa historis yang pernah terjadi pada bangsa ini sudah mulai
dilupakan, baik dalam bentuk internalisasi nilai-nilai tersebut maupun hanya dalam
bentuk mengingat/ menghapalkannya. Bahkan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
sebagai organisasi tertinggipun tidak dapat menghafalkan teks Pancasila dengan
benar, tercatat dua kali ketua MPR melakukan kesalahan pengucapan terhadap teks
pancasila tersebut, yakni pada saat pelantikannya sebagai ketua MPR dan
pada saat memimpin peringatan hari
kesaktian pancasila. Hal tersebut jelas merupakan sebuah ironi, terlebih
dilakukan oleh pemimpin dari organisasi tertinggi di Republik ini.
Pelaksanaan pendidikan karakter adalah
salah satu langkah yang telah diambil pemerintah dalam menyikapi sekaligus
sebagai solusi atas kondisi bangsa yang dinilai sudah jauh dari menyimpang dari
karakter pancasila sebagai nilai-nilai yang dibentuk para pendiri bangsa
(founding father) dimasa lalu.
c. Analisis
Solusi
Menanamkan
pendidikan karakter salah satunya dapat dilaksanakan melalui pengaktifan
kembali penataran-penataran yang dapat menumbuhkan karakter pancasila didalam setiap
diri bangsa seperti Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang
pernah dilakukan pada masa pemerintahan presiden soeharto. Namun penataran
tersebut haruslah dikemas sedemikian rupa sehingga peserta setelah keluar dari
penataran itu dapat mengimplementasikan pemahaman yang sudah diterimanya
kedalam bentuk perilaku sehari-hari, bukan hanya sebatas pemahaman kognitif
saja
Kalau dibawa keranah pendidikan, memasukkan
sejarah kedalam kurikulum pendidikan jelas merupakan sebuah langkah yang tepat dalam
upaya menanamkan nilai-nilai luhur peristiwa sejarah kepada peserta didik. Akan
tetapi materi yang disajikan kepada peserta didik jangan hanya sebatas mengajarkan
peristiwa yang pernah terjadi, tetapi lebih kepada pemahaman akan nilai-nilai
yang terkandung didalamnya.
Hal ini salah satunya dengan menggunakan
metode pembelajaran study tour/ karya wisata terhadap mata pelajaran sejarah
disekolah. Dengan membawa peserta didik ketempat-tempat bersejarah bangsa ini
maupun tempat bersejarah didaerah dimana sekolah itu berada. Hal ini akan
efektif karena ditempat-tempat berlangsungnya peristiwa bersejarah, peserta
didik akan lebih mudah memahami nilai dari makna sebuah peristiwa ditempat
kejadian tersebut disbanding hanya membahasnya didalam kelas saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar